Anak-anak ataupun orang dewasa menyukai yang namanya video game. Tapi jangan salah, video game walaupun sering merugikan, namun juga ada untungnya. Menurut Dr. Pamela M. Kato, seorang dokter dari Unversitas Medical Center Utrecht di Belanda, mengungkapkan, pasien yang mengidap kanker, baik anak-anak ataupun orang dewasa dapat merasa ada harapan hidup yang lebih panjang.
Kato menyatakan hal tersebut dalam Jurnal Pediatrics-nya, bahwa video game dapat membantu meningkatkan usia hidup yang lebih panjang dari orang-orang muda atupun dewasa yang mengidap kanker. Kato meneliti secara acak dari 373 pasien pengidap kanker, baik pria dan wanita, yang berusia 13 hingga 29 tahun. Kemudian para pasien tersebut masuk ke dalam treatment center di US, Kanada dan Australia untuk memainkan sebuah standard video game “Re-Mission” atau “Indiana Jones and the Emperor’s Tomb”.
Dalam game Re-Mission (http://www2.re-mission.net), yang dikembangkan oleh HopeLab, sebuah perusahan non-profit dari California, pemain dapat mengontrol robot kecil bernama “Roxxi” yang berjalan di lingkungan game 3D, yang mempresentasikan isi body pasien berusia muda yang mengidap kanker. Pemain dapat menggunakan Roxxi untuk menghancurkan sel kanker dan mengontrol efeknya, kemudian memenangkan game dengan fasilitas kemoterapi obat dan pil antibiotic, menggunakan teknik relaxation, makan mkanan yang bergizi dan menjaga kondisi tubuh dari serangan tipe kanker lainnya.
Pasien dalam dua kelompok game tersebut masing-masing bermain video game dalam waktu minimla satu jam dalam satu minggu. Hasil monitoring pil ‘elektronik’ tersebut telah menunjukkan peningkatan sebesar 16% dalam konsumsi antibiotic dalam grup game Re-Mission. Selin itu, hasilnya juga lebih banyak, sekitar 62,3% dari total penggunaan obat antibiotic, bila dibandingkan dengan grup game Indiana Jones, yang hanya 52,5% dalam pemakaian antibiotic dalam game. Selain itu, tingkat penggunaan kemoterapi obat juga lebih tinggi di grup game Re-Mission.
Dari hasil tersebut, Kato menilai bahwa game tersebut mulai bekerja, karena telah memberikan pasien sebuah pandangan baru dari penyakit kanker yang diidap mereka. Sebagai contoh, mereka sekarang dapat berpikir bahwa kemoterapi dapat membasmi kanker, sehingga membuat kepala mereka botak. Menurut Kato, hal tersebut walaupun perubahan yang kecil, namun mampu memberikan mereka harapan yang baru.
Sumber : http://www.beritanet.com/
Kato menyatakan hal tersebut dalam Jurnal Pediatrics-nya, bahwa video game dapat membantu meningkatkan usia hidup yang lebih panjang dari orang-orang muda atupun dewasa yang mengidap kanker. Kato meneliti secara acak dari 373 pasien pengidap kanker, baik pria dan wanita, yang berusia 13 hingga 29 tahun. Kemudian para pasien tersebut masuk ke dalam treatment center di US, Kanada dan Australia untuk memainkan sebuah standard video game “Re-Mission” atau “Indiana Jones and the Emperor’s Tomb”.
Dalam game Re-Mission (http://www2.re-mission.net), yang dikembangkan oleh HopeLab, sebuah perusahan non-profit dari California, pemain dapat mengontrol robot kecil bernama “Roxxi” yang berjalan di lingkungan game 3D, yang mempresentasikan isi body pasien berusia muda yang mengidap kanker. Pemain dapat menggunakan Roxxi untuk menghancurkan sel kanker dan mengontrol efeknya, kemudian memenangkan game dengan fasilitas kemoterapi obat dan pil antibiotic, menggunakan teknik relaxation, makan mkanan yang bergizi dan menjaga kondisi tubuh dari serangan tipe kanker lainnya.
Pasien dalam dua kelompok game tersebut masing-masing bermain video game dalam waktu minimla satu jam dalam satu minggu. Hasil monitoring pil ‘elektronik’ tersebut telah menunjukkan peningkatan sebesar 16% dalam konsumsi antibiotic dalam grup game Re-Mission. Selin itu, hasilnya juga lebih banyak, sekitar 62,3% dari total penggunaan obat antibiotic, bila dibandingkan dengan grup game Indiana Jones, yang hanya 52,5% dalam pemakaian antibiotic dalam game. Selain itu, tingkat penggunaan kemoterapi obat juga lebih tinggi di grup game Re-Mission.
Dari hasil tersebut, Kato menilai bahwa game tersebut mulai bekerja, karena telah memberikan pasien sebuah pandangan baru dari penyakit kanker yang diidap mereka. Sebagai contoh, mereka sekarang dapat berpikir bahwa kemoterapi dapat membasmi kanker, sehingga membuat kepala mereka botak. Menurut Kato, hal tersebut walaupun perubahan yang kecil, namun mampu memberikan mereka harapan yang baru.
Sumber : http://www.beritanet.com/
0 komentar:
Post a Comment